SEJARAH
UKM KSR-PMl UNIT UNUD
( Februari 1995 - Juni 1999 )
SALAM
TUTTI FRATELLI
Keberadaan
UKM KSR-PMl Unit UNUD diawali dengan diselenggarakannya ceramah
kepalangmerahan di Asrama Putri oleh PMl Cabang Badung. Ceramah
ini kemudian mengilhami beberapa mahasiswa untuk membentuk UKM
KSR di Universitas Udayana yang dimotori oleh Tami Suharto (FT),
Puji Astuti (FH), Andreas Indra Gunawan (Fapet), Dayu Danik (FE),
Adi Saputra (PSTP), An (FE) dan kawan-kawan. Namun upaya pcmbentukan
UKM ini seringkali mengalami hambatan karena kurangnya sarana
dan prasarana bagi pembentukan suatu UKM di UNUD. Kemudian berkat
adanya Lokakarya Dunia Kemahasiswaan UNUD I Tahun 1994 yang memberi
kesempatan untuk pembentukan suatu UKM baru yang disertai dengan
adanya Surat Keputusan Bersama ( SKB ) Mendikbud dan Ketua PMl
Pusat untuk membentuk suatu UKM KSR di tiap universitas negeri
dan swasta di Indonesia, maka upaya pembentukan UKM KSR terus
dilanjutkan.
Pada
rapat calon anggota (perintis KSR UNUD) bulan Febrnari 1995 bertempat
di sebelah timur perpustakaan UNUD Jl. PB. Sudirman (sekarang
ruang Pasca Sarjana) disepakati untuk memiih pengurus sementara
UKM KSR dengan Ketua I Nyoman Winata (FE), Dwi Pumamayanti (FE)
sebagai Wakil Ketua, Sekretaris Wisnu Adi Saputra (FKH) dan Priandani
(FE) sebagai Bendahara yang nantinya mendapat tugas melengkapi
syarat pembentukan UKM seperti menyiapkan AD/ART dan mendapat
persetujuan 2/3 dan UKM yang telah ada di UNUD. Susunan pengurus
dan daftar anggota (minimal 60 orang) kemudian diserahkan kepada
Rektor UNUD melalui SMPT UNUD pada tanggal 25 Februari 1995 ±
pukul 10.00 WITA (kemudian tanggal itulah disepakati sebagai hari
lahirnya UKM KSR-PMl Unit UNUD). Keberadaan UKM KSR-PMl Unit UNUD
kemudian ditetapkan pada Musyawarah Mahasiswa UNUD, Mei 1995,
disahkan dengan SK Rektor UNUD dengan pembina dr. Agus Bagiada,
dr. A.A. Ngurah Subawa dan I Gede Sudiartha (Kak Gede) serta pengurus
sementara yang kemudian dijadikan pengurus tetap.
Pada
bulan Desember 1995 lahirlah Buku Harian (BH ) I yang menjadi
ajang kreativitas warga KSR. Dalam BH, warga KSR sering menumpahkan
keluh kesah dan tak jarang BH pun menjadi saluran curhat warga
KSR. Dalam rangka regenerasi pengurus maka pada tahun 1996 diadakanlah
Musyawarah Anggota (MUSANG) I di ruang selatan FK dengan Ketupat
Anom. Dari hasil MUSANG I terpilihlah Sdr. I Gede Yudhiarta sebagai
Ketua Umum (Ketum) II. MUSANG II tahun 1997 diadakan di Depag
Mengwi dengan Ketupat I Wayan Yuliawan dan yang terpilih sebagai
Ketum III adalah Sdr. Dewa Adi Prasetya. MUSANG III tahun 1998
diadakan di SKB Kediri dengan Ketupat Budi Suharjo dan yang terpilih
sebagai Ketum IV adalah Sdr. I Nyoman Sukawirma. MUSANG IV diadakan
di Museum Subak,Tabanan dan yang terpilih sebagai Ketum V adalah
Sdr. lskandar Muda.
Pada
masa kepengurusan I Gede Yudhiarta dilaksanakan Gema Palang Merah
Remaja I (GEMPAR I) se-Bali dengan Ketupat Triyanto CAWS di Blahkiuh
yang pesertanya melibatkan PMR Wira se-Bali. GEMPAR II dilaksanakan
pada masa kepengurusan Dewa Adi Prasetya dengan Ketupat Wisnu
Adi Saputra.
Kita
kembali sejenak ke tahun 1995. Setelah keberadaannya diakui secara
sah mulailah KSR dengan mengadakan kegiatan Dikiatdas I dengan
Ketua Panitia (Ketupat ) Andreas Indra Gunawan. Suatu hal yang
patut untuk dicatat adalah bagaimana perjuangan keras mereka untuk
mendapatkan sekretariat sebagai tempat untuk beraktivitas. Untuk
sementara, karena belum mempunyai sekretariat, UKM KSR menumpang
di UKM Pramuka. Namun, sebelum hari H diklat, UKM Prarnuka yang
juga sedang memepersiapkan kegiatan menggunakan ruangannya secara
maksimal sehingga mau tidak mau UKM KSR harus berpindah lokasi
di sekretariat SMPT (sekarang KOSMA UNUD). Dan Diklatdas I melahirkan
anggota biasa dengan klasifikasi A sebanyak 17 orang. Berhubung
sekretariat SMPT juga ingin difungsikan lebih maksimal maka UKM
KSR harus berpindah tempat lagi. Pada saat Penerimaan Mahasiswa
Baru (PMB), UKM KSR pindah lagi (meminjam ruangan) ke sekretariat
UKM Bulutangkis. Narnun Dewi Fortuna masih ada di pihak UKM KSR,
di mana pada saat PMB berhasil merekrut ± 150 orang calon
anggota yang kemudian dipersiapkan untuk mengikuti Orientasi Calon
Anggota (OCA). Sungguh suatu hal yang melegakan karena menunjukkan
adanya antusias mahasiswa terhadap KSR. Karena hal itu, KSR semakin
kencang melakukan promosi. Salah satunya dengan mengikuti pameran
pada Pekan llmiah Mahasiswa (PIM) tahim 1995 di mana UKM KSR banyak
mendapat perhatian dari pengunjung.
Setelah
PIM berakhir, sekretariat UKM Bulutangkis hendak dipakai untuk
kegiatan nasional. Akhirnya UKM KSR terpaksa mengungsi ke kost-kostan
salah seorang anggota, tepatnya di Jl. Ida Bagus Oka Gg. Sundu
14. Sungguh suatu kebanggan karena UKM KSR mencatat sejarah"
sebagai satu-satunya UKM yang punya sekretariat di luar kampus
UNUD. Tidak puas dengan sekretariat yang nomaden, warga UKM KSR
seakan tercambuk untuk mencari sekretariat tetap. Maka dijajakilah
Lembaga Penerbitan UNUD (sebelah FKH di Denpasar), ruangan gudang
sebelah UKM Lernkari dan ruang administrasi KPN UNUD. Akhirnya
UKM KSR diperbolehkan menempati ruang administrasi KPN UNUD asalkan
membayar ganti rugi sebesar Rp. 300.000,00 kepada KPN UNUD. Angka
yang sangat besar untuk saat itu, dan tentu saja membuat UKM KSR
bingung karena tidak mempunyai dana.
Lagi-lagi
Dewi Fortuna datang menghampiri UKM KSR. PR III saat itu (Prof.
Dr. lr. I Gede Suyatna) mcmbantu dengan dana kemahasiswaan untuk
membayar ruangan tersebut. Akhirnya selelah melalui perjuangan
yang panjang dan berliku-liku, UKM KSR memilliki sekretariat sendiri.
Kemudian dengan semangat yang masih membara ruangan pun disulap
menjadi sekretariat yang nyaman untuk ditempati dengan mengisi
perabotan sekretariat yang dananya berasal dari penggalian dana
berupa bazaar keliling. Dan rupanya dengan keberadaan sekretariat
yang selanjutnya lebih dikenal dengan Markas lJKM KSR, aktivitas
warga KSR semakin dinamis. Gerak dan langkah warga KSR selanjutnya
adalah mengadakan Orientasi Calon Anggota ( OCA ) I di Blahkiuh
dengan Ketua Panitia (di sekretariat kami menyebutnya Ketupat)
I Gede Yudhiarta. Kelak OCA merupakan salah satu program UKM KSR
yang dilaksanakan setiap tahun. Demikian pula pada kepengurusan
selanjutnya dilaksanakan OCA II dengan Ketupat M. Jeri Imansyah,
OCA III dengan Ketupat lskandar Muda, OCA IV dengan Ketupat Ken
Widiastuti.
Di
Malang, bulan November tahun 1996, KSR mengikuti Lomba Invitasi
PPPK se- Indonesia Timur. Sungguh suatu hal vang menggembirakan
karena walaupun baru berdiri, KSR sudah berhasil meraih peringkat
6. Di Singaraja, bulan Nopember 1997, KSR
kembali mengikuti Lomba Invitasi PPPK se-Indonesia Timur, namun
kali ini KSR harus puas dengan menduduki urutan 9. Pada Lomba
Invitasi PPPK di Mataram pada bulan Desember 1998, KSR kembali
berada di posisi 6.
Program
lainnya yang dilaksanakan UKM KSR masih banyak lagi. Di antaranya
adalah Peringatan Hari Palang Merah Indonesia ( PHPMI), Diklat
A, Pelatihan Manajemen Orgamsasi (PMO), seminar, donor darah setiap
3 bulan sekali, dan banyak lagi yang semua itu bertujuan untuk
"melampiaskan" energi dan "memuaskan" rasa
ingin tahu kami.
Kegiatan
intern KSR UNUD, antara lain : latihan rutin yang dilaksanakan
pada minggu ke-3 setiap bulan, spesialisasi teknik (spetek ) yang
dilaksanakan pada minggu ke-4 setiap bulan. English Study Club
yang dilaksanakan setiap hari Kamis, bersih-bersih markas pada
minggu pertama setiap bulan dan masih banyak lagi kegiatan lain
yang bertujuan meningkatkan kemampuan setiap anggota di bidang
kepalangmerahan dan memupuk rasa persaudaraan di antara para anggota.
Agar
setiap anggota mengetahui bagaimana perkembangan terakhir dari
KSR UNUD (terutama anggota yang pasif), maka setiap 2 bulan sekali
diterbitkanlah Buletin Eka Paksi yang memuat aktivitas-aktivitas
yang dilaksanakan oleh KSR UNUD selama 2 bulan terakhir.
Dalam
melaksanakan semua kegiatan, KSR UNUD mengadakan koordinasi dengan
PMI. Pada awalnya koordinasi KSR UNUD adalah dengan PMI Cabang
Badung, narnun pada tahun 1997 terjadi pemisahan PMI Cabang Badung
menjadi PMI Cabang Badung dan PMI Cabang Kodya Denpasar. Hal ini
cukup berpengaruh terhadap KSR UNUD terutama dalam hal pembinaan
dan koordinasi, karena Kampus UNUD di Jimbaran terletak di wilayah
Badung sedangkan markas KSR ada di kampus Denpasar (wilayah Kodya
Denpasar). Pada saat itu, Ketum KSR (Dewa Adi Prasetya) sempat
beraudiensi dengan pengurus PMI Cabang Badung dan Cabang Kodya
Denpasar untuk memastikan keberadaan/koordinasi antara KSR UNUD
dengan PMI. Tetapi pada saat itu para pimpinan PMI Cabang Badung
dan Cabang Kodya Denpasar tidak bisa memberikan kepastian sehingga
posisi KSR mengambang.
Setelah
hasil audiensi yang mengambang itu, Kak Gede mengundurkan diri
sebagai pembina teknis KSR UNUD karena pada saat itu dia juga
menjabat sebagai Kepala Divisi Diklat PMI Daerah Bali yang banyak
menyita waktunya. Selain itu, Kak Gede juga menganggap bahwa KSR
UNUD sudah bisa berdiri sendiri dan sudah kokoh.
Selama
± 2 tahun, KSR UNUD tetap pada posisi mengambang dan tidak
memiliki pembina teknis yang berasal dan PMI. Untuk mengatasi
hal tersebut maka pada tanggal 14 Mei 1999 KSR UNUD kembali melakukan
audiensi dengan pengurus PMI Daerah
Bali, PMI Cabang Badung dan PMI Cabang Kodya Denpasar. Hasil audiensi
tersebut adalah bahwa PMI Daerah Bali akan menyusun ketetapan
tentang posisi KSR UNUD dengan menetapkan pembina organisatoris
dan PMI Daerah dan pembina teknis dari Cabang Badung dan Cabang
Kodya Denpasar.
Sebagai
Korps Sukarela tentunya wajib menjalankan misi-misi kemanusiaan.
Hal ini juga menjadi aktivitas warga KSR. Misalnya saja, pada
saat terjadi bencana tanah longsor di Desa Tegallalang, Gianyar
yang menewaskan 40 orang, warga KSR turut prihatin dan mewujudkan
keprihatinannya dengan turut serta langsung terjun ke lokasi untuk
membantu evakuasi korban. Tak kenal lelah mereka tetap berusaha
membantu mencari korban yang tewas.
Dalam
situasi yang krisis, KSR menyadari keadaan masyarakat yang mengalami
kekurangan sembako. Bersama-sama PMI yang mengadakan kerjasama
dengan Palang Merah Singapura, warga KSR turut ambil bagian dalam
aksi pembagian sembako di Kabupaten Karangasern. Di tengah-tengah
maraknya demonstrasi (menuntut reformasi, Januari - Mei 1998),
warga KSR pun turut serta membantu mahasiswa yang luka akibat
pentungan petugas dan menolong petugas yang kena lemparan batu
dari mahasiswa (KSR UNUD bersikap netral).