Alamat : Jl. PB Sudirman Denpasar
Telp : 62 0361 224099
Denpasar - Bali Indonesia
Forum Link Kemanusiaan Kritik dan Saran Kontak Webmail
  
::Menu::
Home
Sejarah
Pengurus
AD/ART
GBBPK
PUTKI
Podium
Info Anggota
Materi Kegiatan
Gallery
Pendaftaran Online
Buku Tamu
Lihat Buku Tamu
Link Kemanusiaan
Kritik dan Saran
Kontak
Chating

Email Login
Password
New users
sign up!

Subscribe to ekapaksi
Powered by
Yahoo! Groups
.:PODIUM .:..

OCA Antara Harapan dan Realita
Oleh:
I Nyoman Winata

Dalam rentang waktu semenjak didirikan, sudah banyak prosesi Orientasi Calon Anggota yang kita lakukan. Beranjak dari sebuah harapan agar setiap anggota yang masuk dapat memahami dengan jelas sejelas-jelasnya tentang organisasi yang akan mereka masuki dan harapan agar nantinya mereka betul-betul siap untuk mengemban tongkat estafet jalannya organisasi maka diadakanlah OCA tersebut. Sebenarnya nama OCA saya ambil dari kegiatan serupa yang juga diadakan oleh UKM Pramuka, ketika itu saya dengan beberapa kawan-kawan seperti Triyanto, Yudi, Mas Andre dan yang lainnya memandang penting untuk diadakannya sebuah kegiatan pengenalan awal dan juga pelantikan yang mampu memberikan sebuah getaran dalam jiwa yang mampu pula membangkitkan rasa fanatisme terhadap UKM. Tanpa adanya rasa ini adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk dapat menghidupkan sebuah oraganisasi dalam jangka waktu yang lama dan panjang.

Mendirikan organisasi bukanlah sesuatu yang sulit, adalah jauh lebih sulit bagi kita untuk membuatnya bertahan hidup dan berjalan lurus pada idealisme yang mendasarinya. Disinilah peranan penting dari sebuah proses kaderisasi. Saya beranggapan, ketika sebagai sebuah proses kaderisasi awal, OCA gagal mencapai harapannya, maka kedepannya kehidupan organisasi juga akan terancam kelangsungannya. Berdasarkan atas hal ini, maka konsentrasi dan kekuatan seluruh bagian organisasi harus betul-betul dicurahkan untuk hal ini. Pendeknya, segala daya upaya dan ide-ide harus terus dilahirkan untuk membentuk sebuah prosesi OCA yang memenuhi harapan kita.

Saya melihat dan menganalisa, dalam setiap tahun, perubahan selalu saja dilakukan pada sistem OCA. Namun dalam setiap tahun pula saya melihat ada penurunan baik dari segi kualitas ataupun kuantitas anggota baru KSR. Mungkin saya akan dianggap salah kalau mengatakan secara kualitas ada penurunan, dan sayapun tidak mau berdebat tentang hal itu. Tetapi yang nyata terlihat sekarang adalah penurunan dalam kuantitas dan yang lebih nyata lagi adalah kuantitas dari jenis kelamin laki-laki. Ini bisa dipakai sebuah evaluasi besar bagi kita dengan melahirkan sebuah pertanyaan besar, "Mengapa bisa sampai begitu ?". Jika saya boleh mengemukakan sebuah pujian tentang kesuksesan OCA, maka saya hanya melihat ada beberapa yang bisa dikatakan sukses besar. Peringkat pertama akan saya berikan kepada OCA tahun 1999 Ketika Ken Widya sebagai ketuanya. Kemudian peringkat dua akan saya berikan kepada OCA I ketika Yudiartha sebagai ketuanya, peringkat tiga saya berikan kepada OCA yang diketuai oleh Iskandar Muda. Adapun indikator yang saya pakai dalam memberikan peringkat ini adalah bertahannya mereka-mereka yang menjalani proses OCA tersebut dalam organisasi dan keandalan mereka dalam mengemban tanggungjawab organisasi.dan yang terpenting adalah keseriusan mereka untuk memikirkan kemajuan organisasi.

Waktu yang dibutuhkan yang demikian panjang dengan berbagai syarat kelulusan adalah sesuatu yang wajar, kalau yang dipakai mendasari hal itu adalah untuk menguji kesungguhan calon anggota untuk terlibat di KSR. Memang hal ini cukup sulit dilalui oleh calon anggota (CA). Namun kalaupun mereka mampu melalui semua itu, belum juga menjamin bahwa mereka akan betul-betul serius di KSR. Sama halnya dengan sekeras apapun bentakan dan kerasnya latihan yang diberikan pada saat latihan rutin dan pelantikan, bukan pula bisa menjadi jaminan bahwa CA akan menjadi anggota yang betul-betul handal. Mengapa ???. Sederhanya kita berpikir, kalau jalan yang keras dan sulit sudah diterapkan tetapi tidak mampu memberi jaminan, lalu mungkinkah jalan yang ringan dan gampang bisa menjamin pula ?

Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat bersama proses OCA I yang saya lihat beranjak dari sebuah kesederhanaan berpikir dan memang betul betul sederhana. CA tidak usah susah-susah, daftar ikut pelantikan, dilantik dan jadi anggota. Kemudian mereka bisa bertahan lama dan menunjukkan keseriusan ngurusi organisasi. Dewo, Ken Yanti, Tombos, Mira, Priyo, Lilik, Jeri, dkk adalah legenda hidup yang dilahirkan dari proses OCA I yang sederhana dan tidak njelimet.

Mungkin sebagai sebuah masukan, adalah baik bagi kita untuk membuat prosesi OCA yang tidak njelimet dan sulit tersebut. Bila perlu untuk OCA tahun ini, tentukan jadwal pelantikan, minta yang berminat daftar lalu lantik mereka dan jadilah mereka anggota. Sesederhana itu saja. Namun yang paling penting kemudian adalah menciptakan iklim yang kondusif dan mampu membuat mereka bertahan lebih lama di KSR. Mungkin suasana markas harus baik dan ramah, kemudian yang terpenting lagi adalah memberikan mereka sebuah tanggungjawab, bisa dalam bentuk mengurusi sebuah kegiatan, misalnya sebuah lomba, sebuah pelatihan atau apapun yang ada di dalam program kerja pengurus. Acara menyambut HUT PMI bisa dipakai acuan. Berikan mereka tanggungjawab dari awal hingga akhir untuk mewujudkan kegiatan tersebut dan senior hanya mendampingi saja. Seluruh kepanitiaan serahkan kepada mereka. Dengan begini mereka (Anggota Baru) akan merasa diri mereka ada dan diperlukan.

Selebihnya adalah memang tergantung pada proses seleksi alam. Seleksi alam memang sebuah alasan pembenaran terakhir, ketika kita sudah berbuat maksimal tetapi tetap saja antara harapan dan realita dari OCA mengalami distorsi yang cukup besar. Adalah sesuatu yang wajar dan lumrah hal itu terjadi, mengingat sebuah harapan disusun berdasarkan idealisme sedangkan kondisi dimana idealisme itu diwujudkan sangatlah sulit untuk diprediksi karena berubah-ubah dan penuh ketidakpastian. Adalah penting juga bagi kita terus bercermin pada masa lalu dan beranjak dari berbagai pengalaman yang sudah ada. Sebab KSR bukanlah organisasi berusia setahun dua tahun tetapi sudah berusia diatas 5 tahun . Sekarang tergantung kemauan kita untuk bercermin dan menemukan formula baru yang mendekati harapan yang ingin kita wujudkan. AKhirnya saya ingin menyampaikan teruslah berpikir dan berusaha kepada penerus-penerus KSR Udayana. Tetap menjadi individu terbuka, pupus egoisme dan "don't crack under presure".

©Copyright by KSR Udayana@2001