Alamat : Jl. PB Sudirman Denpasar
Telp : 62 0361 224099
Denpasar - Bali Indonesia
Forum Link Kemanusiaan Kritik dan Saran Kontak Webmail
  
::Menu::
Home
Sejarah
Pengurus
AD/ART
GBBPK
PUTKI
Podium
Info Anggota
Materi Kegiatan
Gallery
Pendaftaran Online
Buku Tamu
Lihat Buku Tamu
Link Kemanusiaan
Kritik dan Saran
Kontak
Chating

Email Login
Password
New users
sign up!

Subscribe to ekapaksi
Powered by
Yahoo! Groups
.:PODIUM .:..

Upaya Menjaring Calon Anggota Baru KSR (Memanfaatkan sebuah Momentum)
Oleh : I Nyoman Winata

Memang apapun yang baru, entah itu tahun, baju, rumah, presiden ataupun pacar baru mengandung makna yang menyenangkan. Semuanya pastilah membuat kita bersemangat. Dari sekian hal baru yang terlintas dipikiran kita, pastilah tidak sedikit dari kita memandang bahwa bahwa ada satu hal yang baru yang tidak begitu menyenangkan yakni apa yang kita sebut sebagai tahun ajaran baru. Ini bisa dimaklumi mengingat ketika tahun ajaran baru dimulai itu berarti kita harus kembali berkutat dengan berbagai macam diktat, jadwal kuliah, duduk mendengarkan dosen, bikin tugas sampai dengan suntuk memikirkan middle hingga ujian akhir semester.

Namun pandangan berbeda patut kita kedepankan berkaitan dengan apa yang terlintas dalam pernyataan diatas. Tahun ajaran baru bagi kita - sebagai sebuah institusi yakni KSR- haruslah disambut dengan antusiasme tinggi dan harapan baru. Ada momentum besar yang bisa kita maknai dalam setiap terjadinya peristiwa yang terjadi hanya satu kali dalam setiap tahun itu. Momentum besar yang saya maksudkan tersebut adalah apa yang kita sebut dengan proses penerimaan mahasiswa baru di perguruan-perguruan tinggi termasuk Unud. Mengapa saya katakan sebagai momentum besar yang harus disikapi dengan antusisame dan harapan baru ? Ini tidak terlepas dari keberadaan penerimaan mahasiswa tersebut sebagai kesempatan kita untuk menjaring calon anggota baru bagi KSR yang nantinya akan menjadi generasi penerus pelanjut tugas-tugas KSR dimasa mendatang.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa penjaringan calon anggota baru KSR adalah pointer awal paling penting dan menentukan yang tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan proses kaderisasi di KSR dimasa mendatang. Jika pada proses awal ini kita tidak mampu memanfaatkannya dengan baik, maka hal ini akan berdampak buruk bagi proses kaderisasi berikutnya. Ambillah pemikiran kita yang memandang penjaringan calon anggota ini sebagai sesuatu yang tidak penting, maka kita tentu akan terjebak pada sikap yang mengabaikan strategi terbaik untuk mewujudkannya. Akhirnya calon anggota baru yang akan terjaringpun secara kulitas masih sangat kita ragukan. Andai saja secara kualitas kita meragukannya, lalu bagaimana kita dapat memandang secara optimis bahwa proses kaderisasi kita di KSR akan berhasil ? Mengambil logika dari bekerjanya sebuah proses produksi, ketika inputnya saja jelek lalu bagaimana kita bisa menjamin bahwa outputnya akan baik ?

Selama ini kita berpandangan bahwa dalam setiap penerimaan mahasiswa baru (Gempita) kita selalu mendahului start dibandingkan dengan UKM-UKM lainnya yang ada di Unud. Logika ini didukung oleh realitas bahwa sejak pendaftaran mahasiswa barupun kita sudah pamer-pamer nama UKM (dalam pemeriksaaan kesehatan), namun saya tidak tahu persis untuk tahun ini. Ini mengandung hal strategis yang cukup baik guna memperkenalkan KSR kepada mahasiswa baru yang tentu juga adalah potensial untuk nantinya bisa diajak bergabung dengan UKM KSR. Momen ini penting untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung perkenalan awal kita kepada mahasiswa baru (MB) agar menimbulkan kesan yang menggoda mereka untuk ingin tahu lebih banyak dari kita. Menununjukkan profesionalisme kerja adalah hal terpenting yang bisa kita kedepankan. Artinya bahwa kawan-kawan yang bertugas saat itu tidak saja mengukur berat dan tinggi badan MB tetapi juga bisa memberi komentar yang menunjukkan seakan-akan kawan-kawan tahu betul bahwa MB yang diukur berat dan tingginya ideal atau tidak. Atau yang lebih mudah kawan-kawan bisa memberi pujian-pujian yang berkaitan dengan keberadaan mereka. Tetapi jangan juga terlalu melebih-lebihkan ataupun menjelek-jelekkan kondisi MB secara phisik. Dari semua hal yang bisa dilakukan saat ini, mungkin bersifat ramah dan betul-betul melayani bisa ditonjolkan secara maksimal. Menjadi sosok pemberi informasi yang ditanyai oleh MB juga penting bahkan cara kawan-kawan berpakaian juga penting. Kalau saja kawan-kawan bisa tampil gagah dan cantik dengan pakaian yang layak ketika itu berlangsung, saya jamin akan banyak MB yang tergoda untuk ikut KSR.

Pencurian start awal perkenalan UKM juga kita lakukan pada saat menjadi tenaga bantuan medis dilapangan ketika Gempita berlangsung. Memang setahun belakangan Gempita lebih banyak dilakukan di dalam ruangan, namun walau demikian banyak juga MB yang sakit. Dalam hal ini sekali lagi saya menekankan aspek profesionalisme kerja kawan-kawan sangat diperlukan. Bantuan dari kawan-kawan TBM (FK) jangan sekali-kali dianggap sebagai sebuah saingan yang ditakuti. Apa yang terjadi tahun 2000 saya lihat sudah bagus, artinya kawan-kawan sudah bisa bekerjasama dengan baik dengan kawan-kawan TBM dari FK. Saya juga melihat bahwa pandangan mereka (TBM) terhadap KSR juga masih ada rasa segan. Ini tidak lepas dari pengamalam dan jam terbang kita yang sudah diakui orang se-Unud. Bekerja seserius mungkin dan semaksimal mungkin adalah hal yang mendasar. Jangan sekali-kali mengabaikan hal ini apalagi bertugas hanya demi sesuatu kepentingan pribadi, seperti mengincar MB misalnya. Ada hal mendasar yang saya pelajari dari psikologis menangani MB yakni tunjukkan perhatian yang terbesar yang bisa kawan-kawan berikan kepada MB yang sakit, maka mereka saya rasa akan sembuh dengan cepat. Lakukan hal ini dengan maksimal, maka saya yakin kawan-kawan akan berhasil menunjukkan kesan yang menggoda di depan MB. Tetapi jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang terkesan paling tahu atau grasa-grusu tak tentu arah saat menangani korban.

Hal yang paling mendasar dan terpenting harus disiapkan tentunya adalah materi pada saat demo UKM. Karena hanya pada saat inilah seluruh perhatian MB akan benar-benar tercurah pada kelebihan dan kekurangan masing-masing UKM di Unud. tentunya penilaian mereka saat demo UKM ini memiliki prosentase terbesar (mungkin hampir 80%) dalam mempengaruhi pilihan mereka. Namun secara jujur juga saya sangat kebingungan untuk memberikan masukan demo macam apa yang bisa memberikan hasil maksimal saat itu. Namun sebgai perbandingan saya menganalisa, bahwa mengapa kemudian UKM-UKM seperti Marching Band, kesenian atau bela diri yang menjaring banyak anggota? Ini tidak terlepas dari keberhasilan mereka menarik perhatian MB. Mungkin kunci utama yang paling penting tentunya adalah, apapun demo yang kawan tampilkan haruslah menarik perhatian MB. Hal ini perlu kita diskusikan secara intensif dan memperhatikan usulan dari kawan-kawan yang lainnya.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam memanfaatkan momen besar ini. Saya sangat suka apabila ada kawan-kawan yang berpikir revolusioner, dalam artian memiliki pemikiran untuk mendobrak pola-pola lama kita dengan pemikiran baru yang cerdas dan memiliki nilai strategis yang cukup tinggi. Sekarang semua tergantung kepada kawan-kawan terutama yang ada di dalam struktur kepengurusan UKM untuk berusaha dengan tetap memperhatikan masukan dari pihak lainnya. Dan yang paling utama dan menjadi diatas segala-galanya adalah : maukah kita mewujudkannya menjadi realita ? Karena ketika ide hanya ada dalam tataran pemikiran dan wacana maka dia tidak lebih hanya menjadi sebuah idealisme kosong tanpa makna apapun.

The last but not the least : "Don't crack under presure !!!"

Salam dari saya di Ubung dengan penuh kedamaian

Winataajusgenjing

©Copyright by KSR Udayana@2001