Upaya
Menjaring Calon Anggota Baru KSR (Memanfaatkan sebuah Momentum)
Oleh : I Nyoman
Winata
Memang
apapun yang baru, entah itu tahun, baju, rumah, presiden ataupun
pacar baru mengandung makna yang menyenangkan. Semuanya pastilah
membuat kita bersemangat. Dari sekian hal baru yang terlintas
dipikiran kita, pastilah tidak sedikit dari kita memandang
bahwa bahwa ada satu hal yang baru yang tidak begitu menyenangkan
yakni apa yang kita sebut sebagai tahun ajaran baru. Ini bisa
dimaklumi mengingat ketika tahun ajaran baru dimulai itu berarti
kita harus kembali berkutat dengan berbagai macam diktat,
jadwal kuliah, duduk mendengarkan dosen, bikin tugas sampai
dengan suntuk memikirkan middle hingga ujian akhir
semester.
Namun
pandangan berbeda patut kita kedepankan berkaitan dengan apa
yang terlintas dalam pernyataan diatas. Tahun ajaran baru
bagi kita - sebagai sebuah institusi yakni KSR- haruslah disambut
dengan antusiasme tinggi dan harapan baru. Ada momentum besar
yang bisa kita maknai dalam setiap terjadinya peristiwa yang
terjadi hanya satu kali dalam setiap tahun itu. Momentum besar
yang saya maksudkan tersebut adalah apa yang kita sebut dengan
proses penerimaan mahasiswa baru di perguruan-perguruan tinggi
termasuk Unud. Mengapa saya katakan sebagai momentum besar
yang harus disikapi dengan antusisame dan harapan baru ? Ini
tidak terlepas dari keberadaan penerimaan mahasiswa tersebut
sebagai kesempatan kita untuk menjaring calon anggota baru
bagi KSR yang nantinya akan menjadi generasi penerus pelanjut
tugas-tugas KSR dimasa mendatang.
Tidak
bisa dipungkiri lagi bahwa penjaringan calon anggota baru
KSR adalah pointer awal paling penting dan menentukan yang
tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan proses kaderisasi
di KSR dimasa mendatang. Jika pada proses awal ini kita tidak
mampu memanfaatkannya dengan baik, maka hal ini akan berdampak
buruk bagi proses kaderisasi berikutnya. Ambillah pemikiran
kita yang memandang penjaringan calon anggota ini sebagai
sesuatu yang tidak penting, maka kita tentu akan terjebak
pada sikap yang mengabaikan strategi terbaik untuk mewujudkannya.
Akhirnya calon anggota baru yang akan terjaringpun secara
kulitas masih sangat kita ragukan. Andai saja secara kualitas
kita meragukannya, lalu bagaimana kita dapat memandang secara
optimis bahwa proses kaderisasi kita di KSR akan berhasil
? Mengambil logika dari bekerjanya sebuah proses produksi,
ketika inputnya saja jelek lalu bagaimana kita bisa menjamin
bahwa outputnya akan baik ?
Selama
ini kita berpandangan bahwa dalam setiap penerimaan mahasiswa
baru (Gempita) kita selalu mendahului start dibandingkan dengan
UKM-UKM lainnya yang ada di Unud. Logika ini didukung oleh
realitas bahwa sejak pendaftaran mahasiswa barupun kita sudah
pamer-pamer nama UKM (dalam pemeriksaaan kesehatan), namun
saya tidak tahu persis untuk tahun ini. Ini mengandung hal
strategis yang cukup baik guna memperkenalkan KSR kepada mahasiswa
baru yang tentu juga adalah potensial untuk nantinya bisa
diajak bergabung dengan UKM KSR. Momen ini penting untuk dimanfaatkan
semaksimal mungkin. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mendukung perkenalan awal kita kepada mahasiswa baru (MB)
agar menimbulkan kesan yang menggoda mereka untuk ingin tahu
lebih banyak dari kita. Menununjukkan profesionalisme kerja
adalah hal terpenting yang bisa kita kedepankan. Artinya bahwa
kawan-kawan yang bertugas saat itu tidak saja mengukur berat
dan tinggi badan MB tetapi juga bisa memberi komentar yang
menunjukkan seakan-akan kawan-kawan tahu betul bahwa MB yang
diukur berat dan tingginya ideal atau tidak. Atau yang lebih
mudah kawan-kawan bisa memberi pujian-pujian yang berkaitan
dengan keberadaan mereka. Tetapi jangan juga terlalu melebih-lebihkan
ataupun menjelek-jelekkan kondisi MB secara phisik. Dari semua
hal yang bisa dilakukan saat ini, mungkin bersifat ramah dan
betul-betul melayani bisa ditonjolkan secara maksimal. Menjadi
sosok pemberi informasi yang ditanyai oleh MB juga penting
bahkan cara kawan-kawan berpakaian juga penting. Kalau saja
kawan-kawan bisa tampil gagah dan cantik dengan pakaian yang
layak ketika itu berlangsung, saya jamin akan banyak MB yang
tergoda untuk ikut KSR.
Pencurian
start awal perkenalan UKM juga kita lakukan pada saat menjadi
tenaga bantuan medis dilapangan ketika Gempita berlangsung.
Memang setahun belakangan Gempita lebih banyak dilakukan di
dalam ruangan, namun walau demikian banyak juga MB yang sakit.
Dalam hal ini sekali lagi saya menekankan aspek profesionalisme
kerja kawan-kawan sangat diperlukan. Bantuan dari kawan-kawan
TBM (FK) jangan sekali-kali dianggap sebagai sebuah saingan
yang ditakuti. Apa yang terjadi tahun 2000 saya lihat sudah
bagus, artinya kawan-kawan sudah bisa bekerjasama dengan baik
dengan kawan-kawan TBM dari FK. Saya juga melihat bahwa pandangan
mereka (TBM) terhadap KSR juga masih ada rasa segan. Ini tidak
lepas dari pengamalam dan jam terbang kita yang sudah diakui
orang se-Unud. Bekerja seserius mungkin dan semaksimal mungkin
adalah hal yang mendasar. Jangan sekali-kali mengabaikan hal
ini apalagi bertugas hanya demi sesuatu kepentingan pribadi,
seperti mengincar MB misalnya. Ada hal mendasar yang saya
pelajari dari psikologis menangani MB yakni tunjukkan perhatian
yang terbesar yang bisa kawan-kawan berikan kepada MB yang
sakit, maka mereka saya rasa akan sembuh dengan cepat. Lakukan
hal ini dengan maksimal, maka saya yakin kawan-kawan akan
berhasil menunjukkan kesan yang menggoda di depan MB. Tetapi
jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang terkesan paling
tahu atau grasa-grusu tak tentu arah saat menangani
korban.
Hal
yang paling mendasar dan terpenting harus disiapkan tentunya
adalah materi pada saat demo UKM. Karena hanya pada saat inilah
seluruh perhatian MB akan benar-benar tercurah pada kelebihan
dan kekurangan masing-masing UKM di Unud. tentunya penilaian
mereka saat demo UKM ini memiliki prosentase terbesar (mungkin
hampir 80%) dalam mempengaruhi pilihan mereka. Namun secara
jujur juga saya sangat kebingungan untuk memberikan masukan
demo macam apa yang bisa memberikan hasil maksimal saat itu.
Namun sebgai perbandingan saya menganalisa, bahwa mengapa
kemudian UKM-UKM seperti Marching Band, kesenian atau bela
diri yang menjaring banyak anggota? Ini tidak terlepas dari
keberhasilan mereka menarik perhatian MB. Mungkin kunci utama
yang paling penting tentunya adalah, apapun demo yang kawan
tampilkan haruslah menarik perhatian MB. Hal ini perlu kita
diskusikan secara intensif dan memperhatikan usulan dari kawan-kawan
yang lainnya.
Ada
banyak hal yang bisa kita lakukan dalam memanfaatkan momen
besar ini. Saya sangat suka apabila ada kawan-kawan yang berpikir
revolusioner, dalam artian memiliki pemikiran untuk mendobrak
pola-pola lama kita dengan pemikiran baru yang cerdas dan
memiliki nilai strategis yang cukup tinggi. Sekarang semua
tergantung kepada kawan-kawan terutama yang ada di dalam struktur
kepengurusan UKM untuk berusaha dengan tetap memperhatikan
masukan dari pihak lainnya. Dan yang paling utama dan menjadi
diatas segala-galanya adalah : maukah kita mewujudkannya menjadi
realita ? Karena ketika ide hanya ada dalam tataran pemikiran
dan wacana maka dia tidak lebih hanya menjadi sebuah idealisme
kosong tanpa makna apapun.
The
last but not the least : "Don't crack under presure
!!!"
Salam
dari saya di Ubung dengan penuh kedamaian
Winataajusgenjing